Selamat Bertambah Usia,
Duniaku.
Hari ini, izinkan aku merayakan hadirmu. Caramu tersenyum, caramu melihat dunia, adalah cahaya yang membuat hariku lebih bermakna.
Hari ini, izinkan aku merayakan hadirmu. Caramu tersenyum, caramu melihat dunia, adalah cahaya yang membuat hariku lebih bermakna.
Selamat ulang tahun, Sayangku. Hari ini, di usiamu yang baru, aku ingin merayakanmu. Maaf jika website sederhana ini terasa serba dadakan, persis seperti bulan Mei kita yang kemarin, penuh kejutan tak terduga. Ada sedikit rasa sesal karena melewatkan momen-momen penting di tengah kesibukan yang melanda, seperti tahu bulat yang digoreng dadakan, cepat dan kadang terasa kurang matang. Tapi ketahuilah, setiap detiknya kubuat dengan segenap hati, dengan cinta yang tulus untukmu, Herarizna-ku, satu-satunya. Doa terbaikku selalu menyertaimu, semoga segala impianmu terwujud dan kebahagiaan senantiasa memelukmu.
Mengingat kembali, lebih dari tiga tahun lalu... Rasanya seperti baru kemarin, namun juga terasa seperti seumur hidup. Ada sesuatu darimu – caramu bicara yang tenang namun penuh makna, caramu memandang dunia, caramu menghargai setiap orang yang berinteraksi denganmu – yang langsung mengunci perhatianku. Aku yang kau tahu, bukan orang yang mudah membuka hati, yang punya tembok tinggi karena luka-luka masa lalu. Aku sampai harus 'meriset' tentangmu, mencari tahu siapa dirimu sebenarnya, karena kamu pun begitu, penuh kehati-hatian. Di tengah keraguan dan pencarian itu, perlahan aku menyadari, kamu adalah jawaban atas doa-doa yang diam-diam kupanjatkan sejak masa SMK, doa tentang seseorang yang bisa melengkapi, yang bisa tumbuh bersama. Kata Ibu, nanti saat sudah bekerja, jodoh itu akan datang. Dan ternyata, takdir menuntunku padamu, di saat yang paling tepat.
Aku mencoba mendekat, memberanikan diri masuk ke duniamu. Menghabiskan malam-malam panjang di Discord, berbagi cerita, tawa, bahkan keheningan, hingga pagi menjelang. Saat-saat itu terasa magis, seperti menemukan oasis di tengah gurun. Namun, di tengah keindahan itu, sempat ada masa kita merasa jarak itu membentang, perbedaan usia terasa seperti jurang yang dalam, siap menelan apa saja yang kita bangun. Ada keraguan, ada ketakutan, ada air mata yang tumpah dalam diam. Kita sempat renggang, terasa seperti benang yang ditarik kuat dari dua arah berlawanan, hampir putus. Itu adalah masa yang berat, masa di mana aku merasakan sakitnya kemungkinan kehilanganmu, sakitnya melihat impian tentang 'kita' perlahan memudar.
Tapi di situ, aku tidak menyerah. Aku tidak bisa menyerah. Ada kekuatan tak terlihat yang menarikku untuk terus berjuang, untuk mencari cara lain, memanfaatkan setiap celah, setiap momen yang ada untuk tetap berada di dekatmu, untuk menunjukkan betapa berharganya dirimu bagiku. Aku percaya, jika memang kita ditakdirkan, semesta akan menemukan jalannya.
Dan mungkin, semesta memang berkonspirasi, atau mungkin itu adalah campur tangan takdir yang paling manis. Jodoh kita kembali mempertemukan di Blok M bersama Sucad. Pertemuan yang awalnya terasa kebetulan, namun kini aku tahu, itu adalah titik balik yang krusial. Sejak pertemuan tak terduga itu, aku tahu, jalan kita memang harus selalu bersama, Sayangku. Takdir seolah menggariskan, setelah badai itu, kita ditakdirkan untuk kembali bersatu, lebih kuat dari sebelumnya.
Aku sangat mencintai setiap langkah perjalanan kita sejak saat itu. Bukan hanya tentang tawa, tentang kencan manis, atau kebahagiaan sesaat. Lebih dari itu, aku mencintai bagaimana kita saling menggenggam erat, bagaimana kita menjadi pelabuhan saat badai menerpa, bagaimana kita saling mendukung untuk meraih mimpi masing-masing, bahkan saat mimpi itu terasa begitu jauh dan sulit digapai. Kita pernah dihadapkan pada badai yang sesungguhnya, pada hari-hari yang tak mudah, di mana air mata lebih sering mengalir daripada tawa. Ada perbedaan pendapat yang menguji kesabaran, ada kesalahpahaman yang menyakitkan, ada momen-momen di mana rasanya ingin menyerah saja.
Namun, di saat itulah aku paling merasakan kuatnya genggaman tanganmu. Di saat aku merasa paling rapuh, kamu ada di sana, menjadi tiang penyangga. Di saat kamu merasa lelah dan ingin menyerah, aku berusaha ada di sampingmu, mengingatkanmu akan kekuatanmu. Dalam setiap perbedaan pendapat, kita belajar untuk memahami, bukan hanya didengarkan. Dalam setiap air mata, kita tidak hanya menghapus duka, tapi bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, bersama. Terima kasih telah menjadikan semua itu bagian dari indahnya cerita kita, cerita yang tidak sempurna, tapi nyata dan penuh makna.
Bersamamu, aku menemukan rumah. Bukan bangunan, tapi perasaan. Perasaan di mana aku bisa menjadi diriku seutuhnya, dengan segala kelebihan dan kekuranganku, tanpa takut dihakimi. Tempat di mana aku merasa aman untuk bermimpi, untuk jatuh, dan untuk bangkit lagi. Kamu adalah partner terbaik dalam perjalanan hidup ini, seseorang yang tidak hanya berjalan di sampingku, tapi juga mendorongku untuk terus ingin menjadi versi terbaik dari diriku.
Alhamdulillah, kita bisa saling menguatkan dan menggapai mimpi-mimpi itu bersama, Sayangku. Melihatmu berjuang untuk impianmu, terutama mimpi pekerjaan impianmu sebagai CPNS, adalah salah satu hal paling menginspirasi dalam hidupku. Aku tahu betapa banyak yang sudah kau korbankan, betapa banyak malam dengan air mata memikirkan itu, betapa banyak keraguan yang harus kau lawan. Ada saat-saat di mana aku melihatmu begitu lelah, begitu putus asa, dan hatiku ikut sakit. Aku hanya bisa ada di sana, memegang tanganmu, mengingatkanmu betapa kuat dirimu, betapa pantas dirimu mendapatkan semua ini. Dan besok... besok adalah puncaknya. Besok adalah kado terindah yang sudah lama kamu nantikan. Jawaban atas doa-doamu, bukti dari perjuangan panjangmu. Kamu membuktikan itu, Sayang. Kamu membuat orang tuamu bangga, terutama Ibumu yang selalu mendoakanmu. Dan aku... aku juga sangat, sangat bangga melihat setiap tetes keringat dan air mata perjuanganmu. Bangga menjadi bagian dari perjalananmu.
Setelah semua yang kita lalui, semua tawa dan air mata, semua kekuatan dan kerapuhan yang kita bagi, aku hanya ingin satu hal: kita harus *SALING* menjaga, saling mencintai, saling mendukung, dan menua bersama. Melewati setiap musim kehidupan, bergandengan tangan, hingga maut yang memisahkan kita. Di sini, saat ini, setelah merenungkan semua perjalanan kita, semua suka dan duka yang telah membentuk kita menjadi 'kita' yang sekarang, aku hanya ingin mengatakan... aku boleh mengang tangan mu dan gegam erat terus, dan berkata: AKU SAYANGG KAMUU.